Akhirnya, punya nyali juga untuk nonton film yang sudah menjadi inspirasi bagi Aladdin dari Disney, Prince of Persia, dan film-film lain yang mengangkat tema dongeng 1001 malam. Dan...satu-satunya film berwarna Conrad Veidt! *sobbing heartedly*
Source: www.blu-ray.com |
Sekilas Info
Rilis : 5 Desember 1940 (US) dan 25 Desember 1940 (UK)
Produser : Alexander Korda
Sutradara : Michael Powell (beberapa adegan Conrad Veidt), Ludwing Berger, dan Tim Whelan
Penulis naskah : Lajos Biro dan Miles Malleson
Sinematografer : George Perinal
BW/Warna : Berwarna - Technicolor
Bahasa : Inggris
Bahasa : Inggris
Diproduksi di : UK
Diedit di : US
Pemeran :
- Conrad Veidt sebagai Jaffar, Grand Vizier of Bagdad
- June Duprez sebagai The Princess of Basra
- John Justin sebagai King Ahmad of Bagdad
- Sabu sebagai Abu The Thief
- Rex Ingram sebagai Jin/Djinn
- Miles Malleson sebagai Sultan of Basra
- Mary Morris sebagai Halima
- Hay Petrie sebagai Astrologer
Jalan Cerita
My Lord and Master, oh Jaffar *oops* |
Konflik bermula dari King Ahmad, Raja Bagdad yang dijebak oleh perdana menterinya, Jaffar, sehingga terpaksa menjadi buronan yang luntang-lantung bersama seorang pencuri kecil bernama Abu. Mereka kabur menuju Kerajaan Basra dimana Ahmad bertemu dengan The Princess (yep, putri tanpa nama. Idk why). Dibantu Abu, Ahmad menyusup ke taman istana untuk menemui sang putri dan keduanya langsung jatuh cinta.
"Hissh, do you call two children lisping in the garden love?" |
Disaat yang bersamaan, Jaffar yang telah mengambil alih kekuasaan Bagdad, mengunjungi Sultan Basra untuk melamar sang putri. Sang Sultan yang terpikat oleh kuda terbang pemberian Jaffar pun setuju untuk memberikan putrinya pada Jaffar. Namun sang putri yang mencuri dengar perbincangan mereka tidak bersedia untuk menikah dengan Jaffar dan kabur untuk meminta pertolongan kakaknya yang telah menikah ke kerajaan lain. Diperjalanan, sang putri ditangkap penyamun, menderita penyakit tidur (yeap, semacam sleeping beauty), dan dijual ke pasar budak.
The Sleeping Princess of Basra |
Sementara penjaga istana yang tidak berhasil menemukan sang putri justru menangkap Ahmad dan Abu yang saat itu menyelinap lagi ke taman istana untuk menemui sang putri. Jaffar yang murka karena melihat Ahmad menyihirnya menjadi buta dan menyihir Abu menjadi anjing. Dan mereka pun dibuang kembali ke jalanan.
Dan sihir mata hipnotik Conrad Veidt dimulai! |
Sang putri pun diselamatkan oleh Jaffar, namun tetap tidak bisa dibangunkan. Hanya kehadiran orang yang dicintainya, yaitu Ahmad, yang mampu membangunkannya. Lalu, dapatkah Jaffar menyelamatkan sang putri? Bagaimana nasib Ahmad dan Abu? Akankah Ahmad bersatu dengan sang putri? Silahkan ditonton sendiri. Hahh!
Back to Basra, sodara-sodara... |
Mengapa Menginspirasi?
Setting The Thief of Bagdad yang mengispirasi |
Setting, saudara-saudara...
Kota-kota, bangunan, pelabuhan, pasar, istana, keseluruhan penggambaran lokasi dari The Thief of Bagdad (mari kita singkat TOB) ini dianggap sangat sesuai dengan fantasi cerita 1001 malam. Kostum dan makeup dalam TOB ini juga disesuaikan dengan dengan Arabian pada masa itu. Pakaian Jaffar, sebagai contoh, terdiri dari 5 lapis sutra dan luaran bludru serta turban yang membutuhkan waktu satu jam untuk melilitkannya di kepala Conrad Veidt.
190 cm Conrad Veidt sebagai perdana menteri Jaffar!! |
"I heff zu fainn mae pwinzess" *sorry not sorry* |
Selain setting, plot dari film ini juga khas cerita 1001 malam, dengan alurnya yang dua arah. Untuk Aladdin sendiri, diakui atau tidak, telah mengambil plot dan karakter dari TOB ini. Yang nampak jelas adalah penggambaran tokoh Sultan dan tokoh Jaffar. Entah kenapa Connie ini begitu diminati oleh para illustrator, dijadikan inspirasi the Joker kemudian Jaffar. Bisa sih dibikin sinetron, GGK, Ganteng-Ganteng Komikal *ahem*.
Jaffar yang tinggi langsing dan The Sultan yang bantet, inspirasi Disney Aladdin |
Anyhoooo...nanti akan ada pembahasan khusus tentang kaitan TOB-Aladdin serta Jaffar. Linknya akan diupdate begitu diposting.
Inspirasi TOB
TOB ini sendiri sebenarnya merupakan remake dari film bisunya Douglas Fairbanks di tahun 1924 dg judul yg sama. Saat berencana untuk membuat film dongeng 1001 malam, produser Alexander Korda langsung tertarik dengan judul film Fairbanks tersebut. Pada tahun 1938 Fairbanks ketika berkunjung ke Inggris, Korda tidak melepaskan kesempatan untu meminta ijin secara langsung pada Fairbanks untuk menggunakan judul tersebut. Dan Doug yang murah hati memberikan ijinnya. (Seriously, Doug memang sineas yang baik hati dan tidak sombong)
Namun, antara TOB versi 1924 dan 1940 terdapat sedikit perbedaan plot dan karakter. Karakter the thief dan kekasih the Princess yang dalam versi 1924 adalah satu, yaitu Ahmad. Sedangkan dalam versi 1940 dipisah dalam dua karakter, yaitu Abu dan Ahmad. Kemudian ada penambahan karakter Jaffar sebagai perdana menteri dari King Ahmad.
Douglas Fairbanks dalam The Thief of Bagdad (1924) Source: tvtropes.org |
Selain itu setting dari TOB versi 1940 juga terlihat lebih seperti fantasi Arabian dengan technicolor nya dan berbagai spesial efek. Film ini adalah yg pertama menggunakan bluescreen lho. Walaupun hasilnya belum sebaik film Ben-Hur (1959), tetapi cukup bagi mereka untuk meraih piala Oscar kategori spesial efek.
QOTD
"For a man with eyes, the world is full of women. Only I am cursed, that I can see only you."
-Jaffar, The Thief of Bagdad (1940)-
Sudahlah Pincess...terima saja Jaffar Source: powellpressburger.tumblr.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar